Jakarta – Aktivis media sosial Eko Kuntadhi mengatakan bahwa dalam iklim demokratis, aspirasi dan kritik merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mengawasi jalannya pemerintahan.
Eko, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengungkapkan yang meresahkan dewasa ini adalah oknum-oknum yang justru mencederai hak-hak bersuaranya melalui serangkaian provokasi berkedok kritik di dunia maya.
”Sejatinya kritik di dalam sistem demokrasi merupakan hak warga yang tidak bisa direnggut, di mana kebebasan untuk berbicara pun dijamin oleh Undang-Undang (UU),” ujar Eko Kuntadhi.
Eko setuju bahwa kritik berfungsi untuk mengawasi jalannya pemerintahan dalam hal ini Kepolisian, harus dipahami bahwasanya opini yang datang kepada pemerintah dan Kepolisian tidak selalu datang dalam bentuk positif tapi bisa juga negatif.
Menurut dia, Polri dalam hal ini harus memposisikan diri untuk bersikap secara proporsional, terlebih dalam menanggapi kritik maupun provokasi yang tertuju pada Polri dengan bersikap tegas, tidak berlebihan namun tetap bijaksana.
“Ketika fitnah dan provokasi datang dari seorang tokoh atau publik figur, maka Kepolisian harus menjawab karena jika dibiarkan maka dianggap seolah-olah itu benar, jadi perlu ada respon proporsional menurut saya yaitu dengan tidak terlalu sensitif namun juga tidak bisa terlalu dibiarkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eko juga turut menyampaikan tips untuk masyarakat bagaimana menyampaikan aspirasi dan opini yang tepat tetapi tidak juga mencederai hak-hak bersuaranya sebagai warga negara khususnya di media sosial, pertama fokus pada masalahnya, jangan melebar, kepada pribadi seseorang atau pejabat tertentu. Untuk melengkapi opini atau kritik harus didukung data dan fakta. Sehingga segala yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan agar bisa diverifikasi kebenarannya. Kemudian ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyampaikan kritik dalam keadaan emosional. Karena seringkali yang terjadi malah menjadikan kritik yang sebenarnya legitimate atau benar justru malah menjadi negatif bahkan provokasi hasutan.
Eko kuntadhi, memuji sosok Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri terbaik sepanjang masa, menurutnya pelaksanaan fungsi dan tugas Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyempurnakan capaian para pendahulunya. Baik dalam hal pemeliharaan keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman maupun pelayanan kepada masyarakat.
Terutama selama momentum Pemilu 2024 yang mana tantangannya tidaklah mudah, capaian ini tidak terlepas dari visi dan kepemimpinan yang kuat dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Meskipun di awal masa jabatannya sempat diserang isu SARA, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjawab keraguan tersebut dengan merangkul semua kelompok, golongan dan elemen masyarakat.
Eko pun mengakui bahwa polarisasi di pemilu 2024 memang tidak separah pemilu 2019, akan tetapi setiap masa kepemimpinan memiliki tantangannya masing-masing. Tanpa keberhasilan upaya preemtif dan preventif yang dilakukan Polri, bukan tidak mungkin tragedi pemilu 2019 kembali terulang.
Sebab Pemilu 2024 bukan tidak ada serangan, hoaks dan provokasi yang menyasar profesional, netralitas dan integritas Polri untuk menimbulkan kerusuhan. Tapi alhamdulillah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya mampu mengendalikannya, tidak ada lagi kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa, penangkapan aktivis dan mahasiswa serta tidak ada lagi tuduhan kriminalisasi ulama kepada institusi Polri.