Tata Kesantra Panen Hujatan Warganet

(13/11) Ramai di warganet yang memberikan hujatan kepada Tata Kesantra. Bagaimana tidak, Ketua Forum Tanah Air yang lama berada di Amerika ini mencibir pemerintahan Jokowi dan Prabowo. Publik masih menunggu kinerja 100 hari Prabowo-Gibran, apakah membawa dampak baik ataupun sama saja di masa Jokowi. Tata Kesantra mengaku kepemimpinan Jokowi dipenuhi drama dan hal yang banyak merugikan rakyat. Gibran dinilai tidak memenuhi syarat menjadi wapres, merusak demokrasi negara dan harus lengser. Sontak hal tersebut menjadi pembicaraan warganet yang menilai Tata terlalu ekstrim.

Kegiatannya di Hotel Kemang pernah dibubarkan oleh sekumpulan pemuda Cinta Tanah Air saat dirinya dan beberapa aktivis seperti Refly Harun, Abraham Samad, Said Didu, Din Syamsudin melakukan kegiatan Dialog dan Silaturahmi Aktivis. Beberapa pemuda masuk dan menghentikan acaranya karena dinilai mengganggu ketentraman masyarakat. Di sisi lain Tata Kesantra menjelaskan, acara itu dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan.

Hingga saat berita ini diterbitkan Tata susah untuk dihubungi dan menghindar dari beberapa awak media. Saat ini beberapa aktivis masih menunggu kinerja 100 hari Prabowo-Gibran. 20 Oktober 2024 lalu, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesan penting dalam pidato pelantikannya. Pidato yang berlangsung selama kurang lebih satu jam menyoroti berbagai isu penting, mulai dari korupsi, kemiskinan, lapangan kerja, hingga swasembada pangan. Diangkatnya isu-isu tersebut memunculkan rasa optimisme rakyat akan pemerintahannya dalam lima tahun kedepan. Presiden langsung bergerak cepat. Sehari setelahnya, Prabowo langsung melantik jajaran kabinetnya agar bisa bekerja untuk kepentingan rakyat. Kemudian, empat hari setelah pelantikan, presiden, bersama wakil presiden, mengadakan rapat kabinet perdana. Dalam rapat kabinet tersebut, presiden memberikan arahan pembangunan Indonesia kedepan berdasarkan pidato pelantikannya. Namun, dalam rapat tersebut, ada satu pernyataan yang menarik perhatian saya. Presiden memberikan arahan – kalau bukan ultimatum – kepada seluruh kabinetnya untuk bekerja keras.

Exit mobile version